Dalam rakernas Politeknik seluruh Indonesia yang dipusatkan di Pontianak, turut memperbincangkan agenda strategi memebangun perekonomian perbatasan. Hal itu diperbincangkan dalam salah satu 3 agenda besar yang diusung pada kegiatan itu sehingga menjadi topik hangat sebab Kalbar memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Demikian diungkapkan Ketua Interpreuner Rial Skill Development Program (IRSDP), Belvi Vatria, Selasa (20/4). “Perekonomian Kalbar yang memiliki daya yang besar, namun belum semuanya dapat tersentuh secara proaktif..” Ungkap Belvi Vatria Dikatakannya, bahwa dalam dalam rakernas itu semua peserta serius membahas tentang perekonoian di Kalbar dan terus gali lebih jauh. Pada kesempatan itu, Purek III Untan , Prof. Eddy Suratman turut menyampaikan makalahnya yang mengupas 7 (tujuh) permasalahan kawasan perbatasan yang sangat perlu untuk diperhatikan. Pertama,kawasan perbatasan masih sebagai daerah tertinggal. kedua, kendala geografis beberapa daerah sulit dijangkau, inkonsistensi antara perencanaan dengan pelaksanaan. Keempat, ketidak jelasan wewenang dan koordinasi, kelima, kemiskinan, keterbatasan infrastruktur. Keenam, lemahnya penegakan hukum. Ketujuh, pemanfaatan sumberdaya Alam yang belum optimal. Menurutnya, untuk keluar dari pelbagai persoalan lama yang tak kunjung selesai, harus menggunakan strategi pengembangan ekonomi perbatasan dengan mewujudkan kawasan perbatasan sebagai ‘beranda’ depan. “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan pada bidang pendidikan, kesehatan, perhubungan dan informasi, “ kata Suratman. Lanjutnya, yang harus dibahas adalah percepatan pembangunan infrastruktur, memperjelas status kawasan dan lembaga pengelolaannya. Ia mengharapkan adanya perlindungan dan mengembangkan sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat lokal dan meningkatkan kerja sama pembangunan dengan negara tetangga. “Serta menanggulangi kemiskinan dan meminta terwujudnya penegakan hukum yang adil dan merata,” Imbuhnya. Pembicara lain adalah direktur Politenik Negeri Jakarta, Prof. Joni Wahyuwadi. Materi yang disampaikannya menyangkut kesiapan Polnep ke depan dalam menekan menekan pelbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kalbar saat ini. “Deversiti, dengan adanya kegiatan pendidikan di daerah perbatasan dalam berbagai bentuk, branch campun, twinning, joint or double degree, validation, credit trasfer, e-learning,” kata Joni. Ditambahkannya, untuk mendukung percepatan tadi, haruslah disiapkan quality of higer education. Develop regional network, local culture language, dan entrepreneurial small business development yang meliputi pertama, koordinasi program-program kegiatan kemahasiswaan seluruh Indonesia yang berorientasi pada daya saing bangsa. Kedua, seminar tentang perekonomian perbatasan di Kalbar. Ketiga, kita aka mengadakan studi banding ke Politeknik Kucing, Malaysia) studi banding itu dimaksudkan untuk kedepan Politeknik Pontianak mengadakan kerjasama dengan politeknik luar negeri. |
Senin, 28 Juni 2010
Strategi Pengembangan Daerah Perbatasan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami tunggu kritik dan saran, demi kemajuan sekolah kami....